Sunday, November 3, 2013

Joshua Files #2: Ice Shock

Judul: Kejutan di Gunung Es
The Joshua Files #2: Ice Shock © M.G. Harris
Alih Bahasa: Nina Andiana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Desember 2010
Tebal: 368 Halaman; ISBN: 978-979-22-6494-4

Joshua berhasil membawa Codex Ix ke Ek Naab [baca review Joshua Files #1], tapi tujuan awalnya untuk memastikan kematian ayahnya belum terselesaikan. Dalam buku inilah, Kejutan di Gunung Es, Joshua kembali berpetualang di luar kota Oxford mencari kebenaran atas kematian sang ayah.

Pencarian ini berawal saat Joshua dan ibunya bertemu seorang teman lama, Rodrigo, yang mengatakan bahwa tanggal 16 Juni dia bertemu dengan Andreas. Bagaimana bisa? Bukankah itu tanggal kematian ayahnya? Kondisi ibu Josh kembali lemah mendengar pernyataan itu. Saat ibunya terbaring tak berdaya, Josh mengajak Tyler ke pesta halloween di rumah keluarga Thompson. Rumah yang dikabarkan pernah didatangi ayahnya bersama dengan orang-orang berdasi. Josh ingin tahu apa yang ayahnya cari disana, tapi di rumah itulah dia bertemu lagi dengan sedan biru, Simon Madison. Josh dan Tyler berhasil kabur dari pria jahat itu dengan membawa amplop berisi salinan buku harian sang arkeolog dan beberapa lembar isi Codex Ix. Namun saat pada suatu malam dia sedang bersama Ollie, amplop itu menghilang dari kamarnya.

Siapakah yang bisa Josh percaya? Salah satu dari temannya pasti seorang mata-mata. Atau mungkin keduanya? Kasihan Josh. Diumur yang sangat muda, dia sering berada di posisi hampir mati dan tidak ada lagi yang bisa dipercaya. Sebelum perayaan natal, ibunya mengajak Josh mendekatkan diri kepada Tuhan. Tapi Josh bersikeras ibunya lebih membutuhkan hal itu, dan Josh lebih suka bersenang-senang dengan temannya. Maka saat ibunya menjalani misa, Josh kembali ke Ek Naab.

"Saat kau telah mengeliminasi hal-hal yang tidak mungkin, apa pun yang tersisa, betapa pun tidak mungkinnya, adalah kebenaran." [Hal. 147] 

Trust me, buku kedua serial Joshua Files ini lebih seru. Kali ini Josh ditemani oleh Ixchel, gadis yang dulu menolongnya di hutan yang juga dijodohkan dengannya, berpetualang untuk mencari jalan lain menuju Ek Naab dan mereka malah menemukan tempat persembunyian Sekte Huracan dan apa yang sedang mereka kerjakan. Setelah keluar dari tempat itu, mereka berhasil memecahkan kode rahasia yang tertulis pada kartu pos-kartu pos yang dikirim pada Josh di Oxford. Pesan itu menuntun mereka ke 'kota mati', dan seorang nenek menunggu mereka disana.

Hal-hal yang terjadi setelah mereka bertemu dengan si nenek semakin seru. Aku semakin tak sabar untuk menyelesaikannya. Dengan teknologi canggih yang dimiliki Ek Naab, aku tidak kaget saat perjalanan waktu diungkit-ungkit. Semakin canggih teknologi, nothing is impossible kan? Tapi sayang hal ini masih dianggap tidak mungkin. Pengirim kartu pos itu tahu Josh dan Ixchel akan datang. Pengirim itu tahu Josh akan bisa memecahkan kodenya. Pengirim itu tahu Josh harus segera pergi karena Simon akan datang. Pengirim itu juga menuntun Josh ke Gunung Orizaba. Siapa pengirim itu? Kenapa dia menyebut dirinya Arcadio Garcia? Siapakah yang akan Josh temui di puncak gunung?

Gunung Orizaba, Mexico [Source]
Membaca buku seperti ini memang sering dibikin geregetan dengan tingkah tokoh utama. Berkali-kali aku ingin teriak, "Aduh Josh, jangan kesitu," saat aku yakin dia akan berada dalam bahaya lagi. Tapi aku tidak benar-benar teriak. Josh tidak akan mendengarku, dan aku hampir lupa bahwa dia masih 14 tahun! Well, mengingat pada setiap judulnya Josh bertambah setahun usianya, aku tidak sabar menanti saat dia menjadi Bakab secara resmi di umurnya yang ke-16. Pasti bumbu-bumbu romancenya makin banyak. Di Ice Shock ini saja, Josh dan Ixchel yang awal saling jaga jarak, di akhir malah makin dekat. Disaat semua orang menganggap Josh beda, justru Ixchel yang paling memahaminya. Duh, so sweet banget deh pokoknya! M.G. Harris juga sangat cerdik untuk menyisipkan kisah mengharukan di buku ini. Banyak sekali pelajaran yang aku dapat, salah satunya adalah tentang pengorbanan.

Terima kasih, Gramedia, karena sudah menerbitkan Joshua Files. I am now a fan of this book. Salah satu temanku bilang, "Aku cuma takut salah ngucapin nama-namanya." Buatku sih nggak masalah. Sudah saatnya para booklovers menengok mitologi lain selain Yunani. Terima kasih M.G. Harris, yang telah memperkenalkan mitologi Maya kepada dunia lewat karyanya! :)


0 komentar:

Post a Comment